HACCP |
Anda masih ingat apa itu HACCP?
Kalau tidak, ada baiknya Anda melirik tulisan sebelumnya mengenai pemahaman HACCP secara sederhana.
Nah, sekarang Anda sudah ingat bahwa 7 prinsip HACCP yang sangat terkenal itu adalah :
- Melakukan Hazard Analysis (Analisis Bahaya)
- Menentukan CCP (Critical Control Point / Titik Kendali Kritis)
- Menetapakan Critical Limit (Batas Kritis)
- Menetapkan Sistem Pemantauan
- Menetapkan Tindakan Koreksi
- Menetapkan Prosedur Verifikasi
- Menetapkan Dokumentasi
Sebelum ke-7 prinsip HACCP tersebut dijalani, ada langkah-langkah
yang juga harus diterapkan. Apa saja langkah-langkah tersebut?
Mari kita bahas satu-persatu.
Sejak prinsip HACCP yang pertama, kita sudah membahas mengenai
analisis bahaya (hazard analysis). Namun kita belum menyinggung
mengenai siapa yang melakukan analisis bahaya untuk sistem HACCP yang
akan Anda susun.
Lalu siapa? Apakah Anda sendirian?
Pendekatan HACCP merupakan pendekatan pencegahan. Dan yang namanya
mencegah, kalau mau efektif, ya harus dari berbagai sisi. Apakah ada
orang yang memahami semua aspek terkait bahan baku, proses, peralatan,
dll di perusahaan Anda? Kalau ada, mungkin orang ini yang cocok untuk
membangun sistem HACCP. Ataukah Anda memilih untuk membentuk sebuah
team yang mampu berdiskusi untuk menelurkan HACCP yang efektif?
Sistem HACCP mensyaratkan adanya sebuah tim. Ya, sebuah tim yang
terdiri dari personel-personel yang memiliki keahlian di bidangnya
masing-masing.
Ada yang memahami mengenai sistem HACCP termasuk cara menyusunnya…
Ada yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai bahaya terkait mikrobiologi…
Ada yang menguasai secara detil mengenai peralatan proses yang digunakan…
Ada juga yang mengetahui tentang formulasi…
Dan lain-lain…
Tim inilah yang akan menyusun HACCP di tempat Anda!
Setelah tim dibentuk (dan disahkan oleh manajemen tentunya), Anda
perlu menentukan ruang lingkup dari sistem HACCP yang akan dibangun.
Setiap produk yang termasuk di dalam ruang lingkup tersebut harus
dideskripsikan.
Apa saja yang harus ada dalam deskripsi produk?
Deskripsi produk (finish good) yang Anda buat setidaknya mencakup karakteristik antara lain:
- nama produk Anda
- komposisi produk Anda
- karakteristik biologi, kimia, dan fisik dari produk Anda yang terkait dengan keamanan pangan
- umur simpan dan metode penyimpanan yang Anda rancang
- kemasan yang Anda gunakan untuk produk tersebut
- pelabelan yang berhubungan dengan keamanan pangan dan/atau instruktsi penanganan, persiapan, dan penggunaan yang Anda pasang di produk tersebut
- metode atau cara Anda mendistribusikan produk tersebut
Harus diingat juga, bahwa semua material yang Anda gunakan, baik
bahan baku, bahan kemas, bahan pembantu, dan lain-lain, perlu juga
dideskripsikan secara lengkap.
Sudah selesai sampai di sini? Belum…
Kenapa? Karena Anda juga perlu menentukan tujuan penggunaan (rencana
penggunaan) produk yang ada dalam ruang lingkup tersebut. Apa
maksudnya rencana penggunaan (intended use)? Yang dimaksud di sini adalah rencana sesuai desain awal produk tersebut diciptakan.
Misalnya, pabrik Anda memproduksi tiga macam produk susu. Yang pertama adalah susu cair dalam kemasan botol kecil yang ready to drink, tinggal
diminum oleh konsumen Anda. Yang kedua, susu bubuk yang dijual retail
(langsung dibeli konsumen di toko-toko), yang harus dicampur air
terlebih dahulu sebelum diminum. Yang ketiga, susu skim bubuk (skim milk powder)
yang dijual ke pelanggan Anda yang merupakan industri pangan, dengan
cara penggunaan dicampur material lain pada proses produksi yang
dilakukan oleh pelanggan (industri makanan).
Di samping itu, Anda juga diminta oleh Sistem HACCP untuk menetapkan
kelompok pengguna produk, termasuk golongan yang rentan seperti bayi,
anak kecil, manula, ibu hamil/menyusui, dll.
Nah… Sampai di sini, tim Anda sudah melangkah cukup jauh.
Berikutnya, tim Anda sudah bisa mulai membuat diagram alir proses.
Wah, apa lagi ini? Tenang… Pada dasarnya diagram alir proses (process
flow diagram) adalah diagram yang menggambarkan rangkaian proses
pembuatan produk. Mulainya dari saat material diterima di tempat Anda
sampai dengan barang jadi Anda kirimkan ke pelanggan. Pasti Anda sudah
memilikinya karena proses produksi Anda memang sudah berjalan.
Setidaknya, diagram tersebut sudah ada dalam bentuk rancangan di kepala
Anda
Ada syarat yang harus Anda penuhi untuk membuat Diagram alir proses,
yaitu harus jelas, akurat, dan detil. Diagram ini juga menggambarkan:
- rangkaian dan interaksi semua tahapan proses Anda
- segala proses yang Anda tentukan untuk dikerjakan pihak luar (outsourcing / disubkontraktorkan)
- di mana bahan baku, bahan penyusun, dan produk setengah jadi memasuki aliran diagram alir
- di mana proses pengerjaan ulang dan daur ulang terjadi
- di mana produk akhir, produk setengah jadi, produk ssamping, dan limbah dibuang atau diangkut.
Ketika diagram alir proses sudah Anda buat, maka diagram alir
tersebut harus dicocokkan dengan alur proses yang sesungguhnya. Inilah
yang disebut dengan verifikasi diagram alir proses.
Verifikasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa diagram alir yang ada
di atas kertas adalah sama dengan pelaksanan yang sesungguhnya terjadi
di lapangan.
Nah, sejauh ini Anda sudah mengetahu 5 langkah awal untuk membangun HACCP, yaitu:
- Membentuk Team HACCP
- Membuat Deskripsi Produk
- Identifikasi Rencana Penggunaan
- Menyusun Diagram Alir Proses
- Verifikasi Diagram Alir di Lapangan
Kalau disatukan dengan 7 prinsip HACCP, maka seluruhnya ada 12
langkah (5 + 7 = 12 kan?) untuk mulai membangun sistem HACCP yang
efektif, yaitu:
- Membentuk Team HACCP
- Membuat Deskripsi Produk
- Identifikasi Rencana Penggunaan
- Menyusun Diagram Alir Proses
- Verifikasi Diagram Alir di Lapangan
- Melakukan Hazard Analysis (Analisis Bahaya)
- Menentukan CCP (Critical Control Point / Titik Kendali Kritis)
- Menetapakan Critical Limit (Batas Kritis)
- Menetapkan Sistem Pemantauan
- Menetapkan Tindakan Koreksi
- Menetapkan Prosedur Verifikasi
- Menetapkan Dokumentasi
Maka, lengkaplah Sistem Keamanan Pangan Anda dengan 12 Langkah ini.
Benarkah begitu? Sayangnya, ternyata tidak begitu… HACCP tidak
berdiri sendiri dalam sistem keamanan pangan Anda. Ada program lain
yang juga penting yang mendukungnya. Apakah itu? Kita akan bahas pada
tulisan selanjutnya.
by : D.R. Tirtasujana
Sumber : http://foodsafety-quality.com
0 komentar:
Posting Komentar